Model-Model Pengembangan Kurikulum
TEORI
Model- model Pengembangan Kurikulum
Para ahli kurikulum
telah banyak merumuskan macam-macam desain atau model pengembangan kurikulum.
Manakala kita kaji desain pengembanagn kurikulum yang dikemukakan para ahli
kurikulum itu memiliki kesamaan, Diantaranya desain kurikulum yang (1).
Berorientasi pada disiplin ilmu, (2). Berorientasi pada kebutuhan Masyarakat,
(3). Desain yang berorientasi pada peserta didik. adapun macam-macam model
pengembangan kurikulum, diantaranya adalah :
1.
Model
Tyler
Tyler lebih lanjut
menyatakan, dalam menentukan tujuan pendidikan hendaknya jangan hanya
diperhitungkan pendapat para ahli disiplin ilmu melainkan juga kebutuhan dan
minat anak dan masyarakat yang sesuai dengan falsafah pendidikan. Dalam proses
belajar-mengajar harus diperhatikan latar belakang pendidikan dan pengalaman
anak serta persepsi masing-masing agar mereka dapat mengadakan reaksi mental
dan emosional maupun dalam bentuk kelakuan.
2.
Model
Hilda Taba
Dalam garis besarnya langkah-langkah dalam model Hilda Taba dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a.
Menentukan
tujuan pendidikan, dengan langkah-langkah.
b.
Mengdentifikasi
dan menseleksi pengalaman belajar, dengan langkah-langkah.
c.
Mengoganisasikan
bahan kurikulum dan kegiatan belajar.
d.
Mengevaluasi
hasil pelaksanaan kurikulum
3.
Model
Harold B. Alberty
Pada masa yang hampir bersamaan dengan Hilda Taba, Harold
B. Alberty yang juga ahli
kurikulum mengemukakan tentang model pengembangan
kurikulum. Berbeda dengan Tyler dan Hilda Taba yang mengemukakan teori
pengembangan kurikulum dalam bentuk langkah-langkah pengembangan saja, Alberty
menambahkan dengan beberapa unsur penunjangnya. Yang ditekankan oleh Alberty
sebagai unsur penting dalam pengembanagn kurikulum adalah unit sumber belajar,
yang disebutnya dengan istilahresource-unit. Pengertian resource unit
dapat disamakan dengan pendekatan pembelajaran dalam bentuk unit.
4.
Model
David Warwick
Berbeda dengan model pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh Hilda
Taba yang bersifat induktif, David Warwick mengemukakan model pengembangan kurikulum
yang bersifat deduktif. Langkah-langkah pengembangan kurikulum dalam model David
Warwick prosesnya relatif singkat dibandingkan dengan langkah-langkah dalam
model Hilda Taba. Akan tetapi upaya untuk mendapatkan rancangan kurikulum yang
betul-betul sesuai dengan kondisi setiap lembaga pendidikan di setiap wilayah
untuk yang setingkat dan sejenispun tidak mudah.
5.
Model
Beauchamp
Model pengembangan kurikulum ini dikembangkan oleh Beauchamp seorang ahli
kurikulum. Beauchamp mengemukakan lima langkah dalam pengembangan suatu
kurikulum, Langkah yang kelima dan merupakan terakhir adalah evaluasi
kurikulum. Langkah-langkah ini minimal mencakup empat hal, yaitu: (1) evaluasi
tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru, (2) evaluasi desain kurikulum,
(3) evaluasi hasil belajar siswa, (4) evaluasi dari keseluruhan sistem
kurikulum. Data yang diperoleh dari hasil kegiatan evaluasi ini digunakan bagi
penyempurnaan sistem dan desain kurikulum, serta prinsip-prinsip
melaksanaknnya.
6.
Model
Roger
Cari Roger adalah seorang ahli psikologi yang berpandangan bahwa manusia
dalam proses perubahan mempunyai kekuatan dan potensi untuk berkembanga sendiri.
Berdarskan pandangan tentang manusia maka rogers mengemukakan model
pengembangan kurikulum yang disebut dengan model Relasi Interpersonal
Rogers. Ada empat langkah pengembangan kurikulum model rogers diantaranya adalah:
a.
Pemilhan
satu sistem pendidiakan sasaran
b.
Pengalaman
kelompok yang intensif bagi guru
c.
Pengembangan
satu pengalaman kelompok yang intensif bagi satu kelas atau unit pelajaran.
d.
Melibatkan
orangtua dalam pengalaman kelompok yang intensif.
Roger lebih mementingkan kegiatan pengembangan kurikulum daripada rencana pengembangan
kurikulum tertulis, yakni melalui aktivitas dan interaksi dalam pengembangan
kelompok intensif yang terpilih.
7.
Model
Pengembangan Kurikulum Berdasarkan Kompetensi (KBK)
Prosedur atau langkah-langkah pengembangan kurikulum berdasarkan kompetensi
dapat diurutkan sebagai berikut:
a. Mengdentifikasi kompetensi,
b. Merumuskan tujuan pendidikan
c. Menyusun pengalaman belajar
d. Menetapkan topik dan subtopik
e. Menetapkan alokasi waktu
f. Memberi nama mata pelajaran/ mata kuliah dengan cara
mengorganisasikan terlebih dahulu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatian kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarkat, beerbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
8.
Model
Pengembangan Kurikulum 2013
Model pengembangan Kurikulum 2013 diantaranya sebagai berikut:
a.
Analisis
potensi, kekuatan, dan kelemahan yang ada disekolah
b.
Analisis
peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar baik yang
bersumber dari komite, dewan pendidikan, dunia indutry dan dunia kerja.
Kesimpulan
: Sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara
sistematis, kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan
siswa. Disamping memiliki peranan yang sangat penting, kurikulum juga mengemban
berbagai fungsi tertentu. Oleh karena itu pengembangan kurikulum harus berpijak
pada landasan-landasan yang kuat dan kokoh. Karena landasan kurikulum dapat
menjadi titik tolak, artinya pengembangan kurikulum dapat didorong oleh
pembaharuan tertentu, misalnya penemuan teori belajar bagi dan perubahan
tuntutan masyarakat terhadap fungsi pendidikan itu. Sedangkan sebagai titik
akhir, berarti pengembangan kurikulum harus dikembangkan sedemikian rupa,
sehingga dapat mewujudkan tujuan. Kegiatan pengembangan kurikulum suatu model
yang dapat dijadikan landasan teoretis untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Dalam
pengembangan kurikulum, model merupakan ulasan teoritis tentang proses
pengembangan kurikulum. Dengan perkataan lain model pengembangan kurikulum
merupakan teori-teori tentang langkah-langkah pengembangan kurikulum. Banyak
model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum.
Implikasi
: Model-model pengembangan
kurikulum ini sangat bermanfaat bagi para pengajar/pendidik karna model-model
pengembangan kurikulum memegang landasan yang sangat kuat untuk pencapaian
hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan
sistem pengelolaan pendidikan dengan pengelolaan yang bersifat desentralisasi.
Model pengembangan kurikulum yang bersifat subjek akademis, akan berbeda dengan
kurikulum humanistik, teknologis dan rekonstruksi sosial sehingga dengan
penggunaan mode-model pengembangan kurikulum yang pas maka materi yang
disampaikan pendidik dapat tersampaikan kepada siswa dengan benar.
DAFTAR
PUSTAKA
Heri Gunawan , Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung :
Alfabeta, 2013).
Ralph W. Tyler, Basic Principles of Curriculum and Instruction, (Chicago: The
University of Chichago, Press, 1949).
Hilda Taba, Curriculum Development: Teory and Practice, (NewYork: Harcourt,
Brace & World, INC., 1962). Dalam Sukiman, pengembangan Kurikulum: Teori
dan Praktik Pada Perguruan Tinggi.
Suharsimi Arikunto, dkk, Manajemen Kurikulum.
Dalam
Sukiman, Pengembangan Kurikulum: Teori
dan Praktik Pada Perguruan Tinggi.
S. Nasution , Pengembangan Kurikulum. Dalam
Sukiman, Pengembangan Kurikulum, Teori
dan Praktek Perguruan Tinggi.
Nana
Syaodih Sukmadinata, Pengembangan
Kurikulum. Baca juga: Burhan Nurgiantoro, Dasar-dasar Pengembanagn Kurikulum Sekolah.
Waridjan, dkk. Pengembangan Kurikulum dan Sistem Instruksional, (Jakata: Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti Depdikbud, 1984), dalam Sukiman, Pengemabangan Kurikulum: Teori dan Praktik
Pada Perguruan Tinggi.
Kurikulum
SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar