1.
Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum mempunyai pengertian yang cukup beragam
mulai dari pengertian yang sempit hingga yang luas.
a.
Pengertian
sempit. Pengertian kurikulum secara sempit seperti yang
dikemukakan oleh Carter V. Good pada buku. Dictionary of Education, Third
edition pada tahun 1973 yang menyatakan “Curriculum as a systematic
group of courses or sequences of subject required for graduation or
certification in a major field of sudy, for example, social studies curriculum,
physical education curriculum...” Pengertian kurikulum ini merupakan
pengertian yang sempit dan tradisional. Di sini, kurikulum sekedar memuat dan
dibatasi pada sejumlah mata pelajaran yang diberikan guru/sekolah kepada
peserta didik guna mendapatkan ijaᴢah atau sertifikat.
b.
Pengertian
luas. Sedangkan pengertian secara luas dikemukakan oleh Hollis
L. Caswell dan Doak S. Campbell dalam
buku”Developing The Curriculum
1982”, yang memandang kurikulum bukan sebagai sekelompok mata pelajaran,
tetapi kurikulum merupakan semua pengalaman yang diharapkan dimiliki peserta
didik di bawah bimbingan para guru (all the experiences children have under
the guidance of teachers). Pengertian kurikulum ini cukup luas karena tidak
hanya dibatasi pada sejumlah mata pelajaran, tetapi mencakup semua pengalaman
yang diharapkan dikuasai peserta didik di bawah bimbingan para guru. Pengalaman
ini bisa bersifat intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler, baik
pengalaman di dalam maupun di luar kelas. Pengertian kurikulum seperti ini
memang cukup luas, akan tetapi kurang operasional sehingga akan menimbulkan
kekaburan dalam pelaksanaannya di lapangan.
2.
Langkah-langkah pengembangan kurikulum sebagaimana diuraikan oleh
Ali (2005: 66) :
a. Perumusan
tujuan.
b. Menentukan
Isi Isi kurikulum
c. Organisasi
dan proses belajar mengajar
d. Evaluasi
kurikulum
3.
Strategi Pengembangan Kurikulum
Menurut
T. Rakjoni dalam buku “ Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek” mengatakan strategi pembelajaran merupakan pola dan
urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pengembangan kurikulum meliputi empat
langkah, yaitu
q merumuskan
tujuan pembelajaran (instructional objective),
q menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar
(selection of learning experiences),
q mengorganisasi
pengalaman-pegalaman belajar (organization of learning experiences),
q dan
mengevaluasi (evaluating).
4.
Proses Strategi Pengembangan Kurikulum
Menurut Hulman Sihombing dalam
buku “Pengembangan Kurikulum PAK” mengatakan ada pijakan untuk
menetapkan strategi pengembangan kurikulum dalam proses mengubah atau
mengembangkan kurikulum mencakup hal-hal sebagai berikut:
q Mengubah Sistem Pendidikan
q Mengubah Kurikulum tingkat
Lokal
q Memberikan Pendidikan in-service
dan Pengembangan Staf
q Supervisi
q Reorganisasi Sekolah
q Eksperimen dan Penelitian
5.
Langkah-Langkah Dalam Pengembangan Kurikulum Di
Sekolah
q Selidiki berbagai kebutuhan sekolah, antara lain
kebutuhan siswa, kebutuhan guru, dan kebutuhan akan perubahan dan perbaikan.
q Mengidentifikasi masalah serta merumuskannya, yang timbul
berdasarkan studi tentang berbagai kebutuhan, lalu memilih salah satu yang
dianggap paling mendesak diatasi.
q Mengajukan saran perbaikan
q Menyiapkan desain perencanaan yang mencakup tujuan, cara
mengevaluasi, menentukan bahan pengajaran, metode penyampaian, percobaan,
penilaian, balikan, perbaikan, pelaksanaan, dan seterusnya.
q Memilih anggota panitia, sedapat mungkin sesuai dengan
kompetensi masing-masing Mengawasi pekerjaan panitia, biasanya oleh kepala
sekolah
q Melaksanakan hasil kerja panitia oleh guru dalam kelas.
q Menerapkan cara evaluasi
q Memantapkan perbaikan.
Kesimpulan : Strategi
pengembangan kurikulum ialah rencana atau target yang mengarahkan kurikulum
sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh
yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan
harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik.
Implikasi :
Guru merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi
kurikulum. Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa ditunjang oleh kemampuan
guru untuk mengimplementasikannya, maka kurikulum itu tidak akan bermakna
sebagai suatu alat pendidikan; dan sebaliknya pembelajaran tanpa kurikulum
sebagai pedoman tidak akan efektif. Dengan demikian peran guru dalam
mengimplementasikan kurikulum memegang posisi kunci. Dalam proses pengembangan
kurikulum peran guru lebih banyak dalam tataran kelas, Murray Printr (1993)
mencatat peran guru dalam level ini adalah sebagai berikut:
q Implementers
q Adapters
q Developers
q Researchers
DAFTAR PUSTAKA
Carter V. Good, ed. 1973
Dictionary of Education, Third edition, McGraw-Hill, New York
Peter F. Oliva,1982,
Developing The Curriculum Boston: Little, Brown and Company
Nana Sudjana, 1996 Pembinaan dan Pengembangan
Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru Algesindo, Bandung
Nasution,1990 Pengembangan
Kurikulum, Aditya Bakti, Bandung
Sukmadinata, Nana Syaodih,2009, Pengembangan
Kurikulum: Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Diktat Sihombing Hulman, “Pengembangan Kurikulum PAK”,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar