Rabu, 11 Maret 2020

Rangkuman Kurikulum Pendidikan Agama Kristen (KurPAK)




10 Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli
1.      Menurut Inlow
Kurikulum adalah usaha menyuluruh di rancang khusus oleh sekolah dalam membimbing murid memperoleh hasil dari pelajaran yang telah ditentukan.

2.      Menurut Hilda Taba
Kurikulum ialah sesuatu yang direncanakan untuk di pelajari oleh siswa yang memuat rencana untuk peserta didik.

3.      Menurut UU No 20 Tahun 2003
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

4.      Menurut Harsono
Kurikulum adalah suatu gagasan pendidikan yang di ekspresikan melalui Pratik.

5.      Menurut Schiro
Kurilum adalah sebagai proses pengembangan anak didik yang diharapkan terjadi dan digunakan dalam perencanaanya.

6.      Menurut Robert Gagne
Kurikulum adalah suatu rangkaian unit materi belajar yang disusun sedemikian rupa, sehingga anak didik dapat mempelajari berdasarkan kemampuan awal yang di miliki atau dikuasi sebelumnya.

7.      Menurut Beauchamp
Kurikulum adalah dokumen yang tertulis yang kandungan nya berisi mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik dengan melalui berbagai mata pelajaran, pilihan displin ilmu rumusan masalah didalam kehidupan sehari-hari.

8.      Menurut Crow and crow
Kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sitematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.

9.      Menurut Neagley and Evans
Kurikulum adalah semua pengalaman yang telah dirancang oleh pihak sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.

10.  Menurut Prof. Dr Henry Guntur Tarigan
Kurikulum adalah suatu formalisasi pedagogis yang termasuk paling utama dan terpenting dalam konteks proses belajar mengajar.

10 Pengertian Pendidikan Agama Kristen Menurut Para Ahli

1.      Menurut Marthin Luther
PAK adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaatuntuk belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa.

2.      John Calvin
PAK adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua putra-putri gereja.

3.      Agustinus
PAK adalah pendidikan yang bertujuan mengajar orang supaya melihat Allah dan hidup bahagia.

4.      Herorimus
PAK adalah pendidikan yang tujuannya mendidik jiwa sehingga menjadi bait Tuhan.

5.      C.L.J Sherril
PAK adalah pendidikan yang bertujuan memperkenalkan alkitab kepada pelajar, sehingga mereka siap menjumpai dan menjawab Allah.

6.      C. Graedorf
PAK adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, berpusat pasa Kristusdan bergantung pada Roh Kudus, yang membimbing setiap pribadi pada semua tingkat pertumbuhan melalui pengajaran masa kini kea rah pengenalan dan pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan, dan melrngkapi mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusatpada Kristus sang Guru Agung dan perintah yang mendewasakan pada murid.

7.      Dewan Nasional Gereja-gereja Kristus di USA
PAK adalah proses pengajaran agar pelajar yang semakin bertumbuh di tolong menafsirkan dan mempertimbangkan kehidupan sehari-hari.

8.      Sidang Raya Gereja Presbytertan USA
PAK adalah pendidikan yang bertujuan mengajar jemaat untuk menjadi murid Yesus Kristus.

9.      E.G. Homrighausen
Mengemukan bahwa tujuan PAK adalah pelajar muda dan tua, agar memasuki persekutuan yang hidup dengan oleh dan dalam dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tempat.

10.  Campbell Wyckoff
PAK adalah pendidikan yang menyadarkan setiaap orang akan Allah dan kasih-Nya dan Yesus Kristus, agar mereka mengetahui diri mereka yang sebenarnya keadaannya bertumbuh sebagai anak Allah dalam persekutuan Kristen memenuhi panggilan bersama sebagai murid Yesus didunia dan tetap percaya pada pengharapan Kristen.

Menurut saya Kurikulum PAK adalah suatu yang dirancang dalam proses belajar mengajar yang akan diajarkan kepada peserta didik yang berdasarkan Alkitabiah untuk mendidik supaya bertumbuh sebagai anak Allah dan menyadari segala perbuatannya untuk mendewasakan peserta didik dan untuk mencapai hasil yang baik atau yang sudah ditentukan.


Sejarah Kurikulum Indonesia
Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.

1.      Rencana Pelajaran 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang kurikulum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950.

2.      Rencana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau. Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
  
3.      Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

4.      Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

5.      Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan,

6.      Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil,

7.      Kurikulum 2004
Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa. Meski baru diujicobakan  di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.

8.      KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.

9.      Kurikulum 2013
Ini adalah kurikulum peralihan kekuasaan antara presiden SBY ke presiden jokowi, sehingga terjadi penundaan yang dilakukan oleh menteri Anis Baswedan. Beberapa pihak bingung padahal Anis juga ikut menjadi tim di era SBY kok setelah menjadi enteri malah di pending di beberapa tempat. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.

Perbedaan Kurikulum Indonesia dan Luar Negri

Kurikulum di Indonesia
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan dan saat ini sedang dalam proses pelaksanaan  oleh pemerintah, karena ini merupakan perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 yang akan dijalankan secara terbatas mulai Juli 2013 yaitu berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan. Pada kurikulum 2013, siswa diharapkan mampu berkomunikasi lebih aktif didalam kelas, contohnya dengan banyak bertanya kepada guru, berdiskusi, dan tampil didepan kelas untuk menyampaikan gagasan  atau ide mengenai pelajaran yang tengah berlangsung.

Kurikulum di Luar Negri, salah satunya di Jepang
Salah satu yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah kurikulum pendidikan di negara tersebut. Tak hanya di Indonesia yang gemar ganti kurikulum pendidikan, negara maju seperti Jepang pun kerap ganti kurikulum. Perubahan tersebut mau tidak mau membawa dampak perubahan permintaan kualifikasi dan kompetensi pendidik di Jepang. Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), sifat dan karakteristik kurikulum di Jepang hampir sama dengan kurikulum SD di Indonesia. Hanya yang membedakan adalah pada mata pelajaran kebiasaan hidup yang umumnya diajarkan di kelas 1 dan 2. Tujuan utama diajarkan mata pelajaran ini adalah untuk mengenalkan dan membiasakan anak-anak pada pola hidup mandiri. Dibandingkan kurikulum SD dan SMP, kurikulum SMA di Jepang paling sering berubah. Sifat khas kurikulum SMA adalah kompleksnya pelajaran yang diajarkan.. Karena seperti yang dikatakan sebelumya proses kurikulum di Jepang pun tidak lepas dari kata bongkar pasang, tapi dengan loyalitas para pengajar dan tingkat kedisiplinan pelajar akhirnya dapat menciptakan banyak SDM berkualitas.  

Jadi perbedaan nya adalah di Indonesia, siswa harus berperan aktif di ruangan dan melatih tampil di depan kelas untuk menyampaikan ide tentang pelajaran tersebut di tengah berlangsung nya pelajaran. Sedangkan di luar negeri salah satu nya Jepang, Kurikulum itu hampir sama dengan Indonesia, hanya saja yang membedakan mata pelajarannya, dan bahasa nya. Dan di Jepang membiasakan anak-anak hidup mandiri, para pengajar loyalitas dan kedisplinan pelajar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar