1. Menurut
Inlow
Kurikulum
adalah usaha menyuluruh di rancang khusus oleh sekolah dalam membimbing murid
memperoleh hasil dari pelajaran yang telah ditentukan.
2. Menurut
Hilda Taba
Kurikulum
ialah sesuatu yang direncanakan untuk di pelajari oleh siswa yang memuat
rencana untuk peserta didik.
3. Menurut
UU No 20 Tahun 2003
Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
4. Menurut
Harsono
Kurikulum
adalah suatu gagasan pendidikan yang di ekspresikan melalui Pratik.
5. Menurut
Schiro
Kurilum
adalah sebagai proses pengembangan anak didik yang diharapkan terjadi dan
digunakan dalam perencanaanya.
6. Menurut
Robert Gagne
Kurikulum
adalah suatu rangkaian unit materi belajar yang disusun sedemikian rupa,
sehingga anak didik dapat mempelajari berdasarkan kemampuan awal yang di miliki
atau dikuasi sebelumnya.
7. Menurut
Beauchamp
Kurikulum
adalah dokumen yang tertulis yang kandungan nya berisi mata pelajaran yang akan
diajarkan kepada peserta didik dengan melalui berbagai mata pelajaran, pilihan
displin ilmu rumusan masalah didalam kehidupan sehari-hari.
8. Menurut
Crow and crow
Kurikulum
adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara
sitematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.
9. Menurut
Neagley and Evans
Kurikulum
adalah semua pengalaman yang telah dirancang oleh pihak sekolah untuk menolong
para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling
baik.
10. Menurut
Prof. Dr Henry Guntur Tarigan
Kurikulum
adalah suatu formalisasi pedagogis yang termasuk paling utama dan terpenting
dalam konteks proses belajar mengajar.
10
Pengertian Pendidikan Agama Kristen Menurut Para Ahli
1. Menurut
Marthin Luther
PAK
adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaatuntuk belajar teratur dan tertib
agar semakin menyadari dosa.
2. John
Calvin
PAK
adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua putra-putri gereja.
3. Agustinus
PAK
adalah pendidikan yang bertujuan mengajar orang supaya melihat Allah dan hidup
bahagia.
4. Herorimus
PAK
adalah pendidikan yang tujuannya mendidik jiwa sehingga menjadi bait Tuhan.
5. C.L.J
Sherril
PAK
adalah pendidikan yang bertujuan memperkenalkan alkitab kepada pelajar,
sehingga mereka siap menjumpai dan menjawab Allah.
6. C.
Graedorf
PAK
adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, berpusat
pasa Kristusdan bergantung pada Roh Kudus, yang membimbing setiap pribadi pada
semua tingkat pertumbuhan melalui pengajaran masa kini kea rah pengenalan dan
pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek
kehidupan, dan melrngkapi mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusatpada
Kristus sang Guru Agung dan perintah yang mendewasakan pada murid.
7. Dewan
Nasional Gereja-gereja Kristus di USA
PAK
adalah proses pengajaran agar pelajar yang semakin bertumbuh di tolong
menafsirkan dan mempertimbangkan kehidupan sehari-hari.
8. Sidang
Raya Gereja Presbytertan USA
PAK
adalah pendidikan yang bertujuan mengajar jemaat untuk menjadi murid Yesus
Kristus.
9. E.G.
Homrighausen
Mengemukan
bahwa tujuan PAK adalah pelajar muda dan tua, agar memasuki persekutuan yang
hidup dengan oleh dan dalam dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang
mengakui dan memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tempat.
10. Campbell
Wyckoff
PAK
adalah pendidikan yang menyadarkan setiaap orang akan Allah dan kasih-Nya dan
Yesus Kristus, agar mereka mengetahui diri mereka yang sebenarnya keadaannya
bertumbuh sebagai anak Allah dalam persekutuan Kristen memenuhi panggilan
bersama sebagai murid Yesus didunia dan tetap percaya pada pengharapan Kristen.
Menurut
saya Kurikulum PAK adalah suatu yang dirancang dalam
proses belajar mengajar yang akan diajarkan kepada peserta didik yang
berdasarkan Alkitabiah untuk mendidik supaya bertumbuh sebagai anak Allah dan
menyadari segala perbuatannya untuk mendewasakan peserta didik dan untuk
mencapai hasil yang baik atau yang sudah ditentukan.
Sejarah
Kurikulum Indonesia
Sejarah
kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian Menteri
Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi
standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945,
kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947,
1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Perubahan tersebut
merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial
budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab,
kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara
dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua
kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila
dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta
pendekatan dalam merealisasikannya.
1.
Rencana Pelajaran 1947
Kurikulum pertama yang
lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda,
artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang kurikulum (bahasa Inggris).
Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi
pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan
Pancasila. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950.
Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari
Kurikulum 1950.
2.
Rencana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum ini lebih
merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952.
“Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata
pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode
1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan
Tanjung Pinang, Riau. Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana
Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta,
rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan
dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik,
keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan
pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
3.
Kurikulum 1968
Kurikulum 1968
merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan
struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa
pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan
perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
4.
Kurikulum 1975
Kurikulum 1975
menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang
melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO
(management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi,
Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas. Metode, materi, dan tujuan pengajaran
dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini
dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan
bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan
instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan
belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin
sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
5.
Kurikulum 1984
Kurikulum 1984
mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi
faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975
yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini
disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R.
Semiawan,
6.
Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum
1999
Kurikulum 1994 bergulir
lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin
mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan
proses,” kata Mudjito menjelaskan. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar
siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan
lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah
kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan
kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam
kurikulum. Walhasil,
7.
Kurikulum 2004
Bahasa
kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar
kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila
dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah
maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang
ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian
yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa. Meski baru
diujicobakan di sejumlah sekolah
kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan
KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya
kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.
8.
KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK
dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih
tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi
pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan
Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan
kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi
siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD),
standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar
(SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan
oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran,
seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan
(sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
9.
Kurikulum 2013
Ini adalah kurikulum
peralihan kekuasaan antara presiden SBY ke presiden jokowi, sehingga terjadi
penundaan yang dilakukan oleh menteri Anis Baswedan. Beberapa pihak bingung
padahal Anis juga ikut menjadi tim di era SBY kok setelah menjadi enteri malah
di pending di beberapa tempat. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang
baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian
tujuan, konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang
didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.
Perbedaan
Kurikulum Indonesia dan Luar Negri
Kurikulum
di Indonesia
Kurikulum
2013 merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan dan saat ini
sedang dalam proses pelaksanaan oleh pemerintah, karena ini merupakan
perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 yang akan dijalankan
secara terbatas mulai Juli 2013 yaitu berkaitan dengan perencanaan
pembelajaran. Kurikulum 2013 kegiatan
pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata
pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang
bersangkutan. Pada kurikulum 2013, siswa
diharapkan mampu berkomunikasi lebih aktif didalam kelas, contohnya dengan
banyak bertanya kepada guru, berdiskusi, dan tampil didepan kelas untuk
menyampaikan gagasan atau ide mengenai pelajaran yang tengah
berlangsung.
Kurikulum di Luar Negri, salah satunya di Jepang
Salah satu yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia adalah kurikulum pendidikan di negara tersebut. Tak hanya
di Indonesia yang gemar ganti kurikulum pendidikan, negara maju seperti Jepang
pun kerap ganti kurikulum. Perubahan tersebut mau tidak mau membawa dampak
perubahan permintaan kualifikasi dan kompetensi pendidik di Jepang. Sedangkan
untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), sifat dan karakteristik kurikulum di Jepang
hampir sama dengan kurikulum SD di Indonesia. Hanya yang membedakan adalah pada
mata pelajaran kebiasaan hidup yang umumnya diajarkan di kelas 1 dan 2. Tujuan
utama diajarkan mata pelajaran ini adalah untuk mengenalkan dan membiasakan
anak-anak pada pola hidup mandiri. Dibandingkan kurikulum SD dan SMP, kurikulum
SMA di Jepang paling sering berubah. Sifat khas kurikulum SMA adalah
kompleksnya pelajaran yang diajarkan.. Karena seperti yang dikatakan sebelumya
proses kurikulum di Jepang pun tidak lepas dari kata bongkar pasang, tapi dengan
loyalitas para pengajar dan tingkat kedisiplinan pelajar akhirnya dapat
menciptakan banyak SDM berkualitas.
Jadi perbedaan nya
adalah di Indonesia, siswa harus berperan aktif di ruangan dan melatih tampil
di depan kelas untuk menyampaikan ide tentang pelajaran tersebut di tengah
berlangsung nya pelajaran. Sedangkan di luar negeri salah satu nya Jepang,
Kurikulum itu hampir sama dengan Indonesia, hanya saja yang membedakan mata
pelajarannya, dan bahasa nya. Dan di Jepang membiasakan anak-anak hidup
mandiri, para pengajar loyalitas dan kedisplinan pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar