Minggu, 22 Maret 2020

Rangkuman Kurikulum Pendidikan Agama Kristen (KurPAK)

HAKIKAT, PROSES, ISI PENGEMBANGAN KURIKULUM PAK

1.      Hakikat Pegembangan Kurikulum
      Menurut Hulman Sihombing (2019:9) Kurikulum bukanlah barang mati dan juga bukan kitab suci yang sakral dan tidak boleh diubah-ubah. Kurikulum disusun agar dunia pendidikan dapat memenuhi tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Jika masyarakatnya berubah, maka kurikulumnya juga harus ikut berubah. Jika kurikulum tidak berubah, maka sebuah layanan pendidikan hanya akan menghasilkan produk didik yang mandul, yang pada alhirnya akan ditinggal-kan oleh masyarakat sebagai salah satu stakeholder pendidikan.
Pada dasarnya kurikulum berisikan tujuan, metode, media evaluasi bahan ajar dan berbagai pengalaman belajar. Kurikulum yang disusun di pusat berisikan beberapa mata pelajaran pokok dengan harapan agar peserta didik di seluruh Indonesia mempunyai standar kecakapan yang sama. Kurikulum tersebut dinamai Kurikulum Nasional (Kurnas) atau Kurikulum Inti, sedang evaluasinya dilaksanakan dengan Ebtanas, Kurikulum yang lain yang disusun di daerah-daerah disebut Kurikulum Muatan Lokal, evaluasinya dilaksanakan secara Ebta.

2.      Proses Perubahan dan Pengembangan Kurikulum
a.       Makna perubahan kurikulum
Kurikulum yang formal relatif lebih terbatas dari pada kurikulum yang riil. Kurikulum riil bukan sekedar buku pedoman, melainkan segala sesuatu yang dialami anak di dalam dan di luar kelas, termasuk ruang olahraga, warung sekolah, tempat bermain, karyawisata, dan baik lainnya. Menurut Hulman Sihombing (2019:10) pendek kata, kurikulum riil berkaitan dengan keseluruhan kehidupan anak sepanjang sekolah. Mengubah kurikulum dalam arti yang luas ini jauh lebih pelik, sebab menyangkut banyak variabel. Perubahan kurikulum disini berarti mengubah semua yang terlibat di dalamnya, yaitu guru sendiri, murid, kepala sekolah, penilik, orangtua, dan masyarakat yang berkepentingan dengan pendidikan sekolah ini. Ini berarti perubahan kurikulum adalah perubahan sosial atau curriculum change is a social change.

b.      Perubahan dan pengembangan
Perubahan tak selalu sama dengan pengembangan, akan tetapi pengembangan selalu mengandung perubahan. Pengembangan berarti meningkatkan nilai atau mutu. Menurut Hulman Sihombing (2019:10) perubahan adalah pergeseran posisi, kedudukan atau keadaan, yang mungkin membawa perbaikan, akan tetapi dapat juga memperburuk keadaan.
Pengembangan selalu dikaitkan dengan penilaian, pengembangan diadakan untuk meningkatkan nilai. Untuk melakukannya didasarkan atas kriteria tertentu. Perbedaan kriteria akan memberi perbedaan pendapat tentang baik buruknya perubahan itu. Dalam bidang kurikulum kita melihat betapa banyaknya ide dan usaha pengembangan kurikulum yang  dicetuskan oleh berbagai tokoh pendidikan. Macam-macam kurikulum telah diciptakan dan banyak diantaranya telah dijalankan. Apa yang mula diharapkan, akhirnya ternnyata menimbulkan masalah lain, sehingga kurikulum kurikulum itu ditinggalkan dan diubah.

c.       Bagiamana Terjadinya Perubahan
Menurut para ahli sosiologi, perubahan terjadi dalam beberapa fase: fase pertama, inisiasi, yaitu taraf permulaan ide perubahan itu dilancarkan, dengan menjelaskan sifat, tujuan, dan cakupan perubahan yang ingin dicapai. Kedua, fase kongruensi, sewaktu orang mengadopsi perubahan tersebut dan menyamakan pendapat selaras dengan pikiran para pencetus, sehingga tidak terdapat perbedaan nilai lagi antara penerima dan pencetus perubahan. Perubahan akan lebih berhasil apabila dari pihak guru merasa memerlukan perubahan itu, sehingga tiimbul hasrat untuk memperbaiki diri demi kepentingan bersama. Perubahan yang terajadi atas pihak atasan, biasanya tidak dapat bertahan lama. Perubahan itu akan cepat luntur dan hanya di ikuti secara formal dan lahiriah belaka.

d.      Perubahan Guru
Perubahan kurikulum tak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya perubahan pada diri guru karena gurulah kunci dari keberhasilan sebuah inovasi kurikulum. Namun, apabila perubahan itu disadari oleh guru sebagai sebuah kebutuhan untuk mengatasi masalah dan kekurangan yang dimilikinya, maka tanpa di dorong pun ia akan berupaya untuk mencari cara untuk mengatasi persoalan dan kekurangan yang dirasakanya.

e.       Mengubah Lembaga atau Organisasi
Mengubah lembaga atau organisasi merupakan persoalan tersendiri. Setiap organisasi merupakan persoalan tersendiri. Setiap organisasi mempunyai struktur sosial tertentu. Masing-masing orang mempunyai status dan peran tertentu yang memberinya harga diri atau kekuasaan. Mengadakan perubahan dalam strukur itu dapat mengancam kedudukan seorang. Sering pula organisasi itu mempunyai hierarki yang ketat dan prosedur yang kuat untuk mengadakan perubahan perlu  diketahui dan dipertimbangankan keadaan yang ada.

f.       Kelambanan Perubahan Dalam Pendidikan
Menurut Hulman Sihombing (2019:13) terdapat beberapa penyebab kelambanan perubahan dalam dunia pendidikan. Pertama, pendidikan, termasuk kurikulum belum cukup mempunyai dasar ilmiah. Kedua, pendidikan termasuk kurikulum, tidak mempunyai petugas khusus yang bersedia memberi bantuan kapan saja diperlukan, ketiga, ada penghargaan khusus bagi guru atau siapa saja  yang mengadakan perbaikan, yang membedakannya dengan guru lain yang tidak melakukan perubahan apa-apa kecuali sekedar mengikuti tradisi atau kebiasaan. Keempat¸kebanyakan guru mempertahankan cara-cara lama yang telah teruji dan telah  dikenalnya  dengan baik dan dijalankan secara rutin. Kelima, kurikulum yang uniform atau seragam menghambat ruang gerak guru untuk mengadakan perubahan dan menimbulkan kesan, seakan-akan setiap  penyimpangan dari apa yang telah ditentukan dalam pedoman kurikulum dianggap sebagai pelanggaran

3.      Isi pengembangan Kurikulum
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam kaitnya dengan isi dalam pengembangan kurikulum
a.       Isi kurikulum didefenisikan sebagai bahan atau materi belajar dan mengajar bahan ini tidak hanya berisakan informasi factual tetapi juga mencakup pengetahuan, keterampilan, konsep, sikap dan nilai.
b.      Dalam proses mengajar ada dua elemen kurikulum yang berinteraksi secara konstan yakni isi dan metode. Isi menjadi signitofkan jika di transmisikan ke pembelajaran dalam beberapa hal dan jalan, dan itulah disebut dengan metode atau pengalaman belajar mengajar. Metode yang efektif tetapi tidak disertai kemahiran meramu dan menyajikan isiakan menghasilkan manfaat optimal dalam proses belajar.

Kesimpulan : kurikulum dan pembelajaran adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi yang tersusun secara sistematik untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam lembaga pendidikan. Salah satu penentu keberhasilan pendidikan terdapat pada kurikulum, dan bagus tidaknya kurikulum tergantung kepada perumus kurikulum sendiri. Kurikulum diharapkan dapat menjadi sarana terciptanya cita-cita atau tujuan pendidikan nasional, berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demonkrasi serta bertanggung jawab “Menggambarkan kurikulum sebagai serangkaian pengalaman yang dipandu dan berarti yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang spesifik, yaitu instrument dasar dalam proses pendidikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar