Kamis, 26 Maret 2020

Rangkuman Perencanaan Pembelajaran



MODEL DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENCAPAIAN KOMPETENSI (DSI-PK)

1.      Pengertian Model Desain Sistem Instruksioanl Berorientasi Pencapaian Kompetensi (DSI-PK), adalah gambaran proses rancangan sistematis tentang pengembangan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam upaya pencapaian kompetensi.

2.      Prosedur pengembangan DSI-PK, yaitu :
Ø  Pertama analisis kebutuhan, yakni proses penjaringan informasi tentang kompetensi yang dibutuhkan anak didik sesuai dengan jenjang pendidikan
Ø  Kedua, adalah pengembangan , yakni proses mengorganisasikan materi pelajaran dan pengembangan proses pembelajaran.
Ø  Ketiga, adalah pengembangan alat evaluasi , yang memiliki dua fungsi utama, yaitu evaluasi formatife dan evaluasi sumatife.

3.      Karakteristik DSI-PK
Ø  Model DSI-PK adalah model desain yang sederhana dengan tahapan yang jelas dan bersifat praktis.
Ø  Model Desain secara jelas menggambarkan langkah-langkah yang harus ditempuh.
Ø  Model Desain merupakan pengembangan dari analisis kebutuhan.
Ø  Model Desain ditekankan kepada penguasa kompetensi sebagai hasil belajar yang dapat diukur.

4.      Faktor penghambat MODEL DSI-PK
Ø  Pemahaman guru terhadap konsep model desain sistem instruksioanal pencapaian kompetensi (DSI-PK) minim.
Ø  Penilaian hasil belajar peserta didik merupakan hal yang cukup rumit.
Ø  Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran kurang.
Ø  Sarana dan prasarana belum memadai.


5.      Faktor pendukung MODEL DSI-PK
Ø  Sarana dan prasarana yang memadai.
Ø  Kebijakan kepala sekolah untuk membantu kreatifitas guru dan peserta didik.
Ø  Dukungan dan keterlibatan banyak pihak di sekolah sehingga mengakibatkan komitmen untuk menyukseskan implementasi model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK).

6.      Kompetensi awal dan karakteristik awal peserta didik
Ø  Kompetensi awal peserta didik diperoleh dari sumber internal yang berupa bakat dan dua sumber eksternal, yaitu pendidikan dan pengalaman. Kombinasi kedua sumber tersebut diperoleh peserta didik sebelum mengikuti proses instruksional. Kompetensi awal ini merupakan faktor yang akan dibandingkan dengan kompetensi akhir, yaitu kompetensi yang dicapai peserta didik setelah menyelesaikan proses intruksional.
Ø  Kompetensi akhir dirumuskan oleh tiga pihak yang paling berkepentingan dalam proses instruksional, yaitu peserta didik, penyelenggara pendidikan termasuk pengajar dan pengola satuan pendidikan, dan masyarakat pengguna lulusan.
Ø  Agar proses instruksional berlangsung dengan baik, maka perlu diperhatikan karakteristik awal peserta didik. Karakteristik awal itu antara lain menyangkut motivasi belajar, akses terhadap sumber belajar, kebiasaan belajar, domisili tempat tinggal diukur dengan jarak dari pusat penyelenggara pendidikan, saluran komunikasi dan media yang tersedia, disiplin dalam mengatur waktu, kebiasaan belajar , dan secara sistematik dan kebiasaan belajar dalam berfikir tentang penerapan materi yang dipelajari.

7.      Implementasi terhadap Guru
Ø  Dalam peranan Model Desain Pembelajaran Berorientasi Pencapaian Kompetensi (DSI-PK) ini peran guru sangat diharapkan karena pentingnya kreativitanya diharapkan mampu mensukseskan model desain ini. Model DSI-PK sebenarnya lebih menekankan pada tujuan untuk membentuk siswa yang memiliki kemampuan dasar dan bukan siswa yang hanya menguasai bahan peajaran. Dengan demikian, secara keseluruhan, pelaksanaan pendidikan harus berorientasi pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki siswa dengan senantiasa mengakui bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda.
Ø  Oleh karena itu, proses pengembangan Model DSI-PK ini diserahkan kepada guru karena dianggap lebih mengenal potensi siswa yang diajarkan, serta keadaan daerah lingkungan yang melingkupnya. Model DSI-PK merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar.


Minggu, 22 Maret 2020

Rangkuman Kurikulum Pendidikan Agama Kristen (KurPAK)

HAKIKAT, PROSES, ISI PENGEMBANGAN KURIKULUM PAK

1.      Hakikat Pegembangan Kurikulum
      Menurut Hulman Sihombing (2019:9) Kurikulum bukanlah barang mati dan juga bukan kitab suci yang sakral dan tidak boleh diubah-ubah. Kurikulum disusun agar dunia pendidikan dapat memenuhi tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Jika masyarakatnya berubah, maka kurikulumnya juga harus ikut berubah. Jika kurikulum tidak berubah, maka sebuah layanan pendidikan hanya akan menghasilkan produk didik yang mandul, yang pada alhirnya akan ditinggal-kan oleh masyarakat sebagai salah satu stakeholder pendidikan.
Pada dasarnya kurikulum berisikan tujuan, metode, media evaluasi bahan ajar dan berbagai pengalaman belajar. Kurikulum yang disusun di pusat berisikan beberapa mata pelajaran pokok dengan harapan agar peserta didik di seluruh Indonesia mempunyai standar kecakapan yang sama. Kurikulum tersebut dinamai Kurikulum Nasional (Kurnas) atau Kurikulum Inti, sedang evaluasinya dilaksanakan dengan Ebtanas, Kurikulum yang lain yang disusun di daerah-daerah disebut Kurikulum Muatan Lokal, evaluasinya dilaksanakan secara Ebta.

2.      Proses Perubahan dan Pengembangan Kurikulum
a.       Makna perubahan kurikulum
Kurikulum yang formal relatif lebih terbatas dari pada kurikulum yang riil. Kurikulum riil bukan sekedar buku pedoman, melainkan segala sesuatu yang dialami anak di dalam dan di luar kelas, termasuk ruang olahraga, warung sekolah, tempat bermain, karyawisata, dan baik lainnya. Menurut Hulman Sihombing (2019:10) pendek kata, kurikulum riil berkaitan dengan keseluruhan kehidupan anak sepanjang sekolah. Mengubah kurikulum dalam arti yang luas ini jauh lebih pelik, sebab menyangkut banyak variabel. Perubahan kurikulum disini berarti mengubah semua yang terlibat di dalamnya, yaitu guru sendiri, murid, kepala sekolah, penilik, orangtua, dan masyarakat yang berkepentingan dengan pendidikan sekolah ini. Ini berarti perubahan kurikulum adalah perubahan sosial atau curriculum change is a social change.

b.      Perubahan dan pengembangan
Perubahan tak selalu sama dengan pengembangan, akan tetapi pengembangan selalu mengandung perubahan. Pengembangan berarti meningkatkan nilai atau mutu. Menurut Hulman Sihombing (2019:10) perubahan adalah pergeseran posisi, kedudukan atau keadaan, yang mungkin membawa perbaikan, akan tetapi dapat juga memperburuk keadaan.
Pengembangan selalu dikaitkan dengan penilaian, pengembangan diadakan untuk meningkatkan nilai. Untuk melakukannya didasarkan atas kriteria tertentu. Perbedaan kriteria akan memberi perbedaan pendapat tentang baik buruknya perubahan itu. Dalam bidang kurikulum kita melihat betapa banyaknya ide dan usaha pengembangan kurikulum yang  dicetuskan oleh berbagai tokoh pendidikan. Macam-macam kurikulum telah diciptakan dan banyak diantaranya telah dijalankan. Apa yang mula diharapkan, akhirnya ternnyata menimbulkan masalah lain, sehingga kurikulum kurikulum itu ditinggalkan dan diubah.

c.       Bagiamana Terjadinya Perubahan
Menurut para ahli sosiologi, perubahan terjadi dalam beberapa fase: fase pertama, inisiasi, yaitu taraf permulaan ide perubahan itu dilancarkan, dengan menjelaskan sifat, tujuan, dan cakupan perubahan yang ingin dicapai. Kedua, fase kongruensi, sewaktu orang mengadopsi perubahan tersebut dan menyamakan pendapat selaras dengan pikiran para pencetus, sehingga tidak terdapat perbedaan nilai lagi antara penerima dan pencetus perubahan. Perubahan akan lebih berhasil apabila dari pihak guru merasa memerlukan perubahan itu, sehingga tiimbul hasrat untuk memperbaiki diri demi kepentingan bersama. Perubahan yang terajadi atas pihak atasan, biasanya tidak dapat bertahan lama. Perubahan itu akan cepat luntur dan hanya di ikuti secara formal dan lahiriah belaka.

d.      Perubahan Guru
Perubahan kurikulum tak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya perubahan pada diri guru karena gurulah kunci dari keberhasilan sebuah inovasi kurikulum. Namun, apabila perubahan itu disadari oleh guru sebagai sebuah kebutuhan untuk mengatasi masalah dan kekurangan yang dimilikinya, maka tanpa di dorong pun ia akan berupaya untuk mencari cara untuk mengatasi persoalan dan kekurangan yang dirasakanya.

e.       Mengubah Lembaga atau Organisasi
Mengubah lembaga atau organisasi merupakan persoalan tersendiri. Setiap organisasi merupakan persoalan tersendiri. Setiap organisasi mempunyai struktur sosial tertentu. Masing-masing orang mempunyai status dan peran tertentu yang memberinya harga diri atau kekuasaan. Mengadakan perubahan dalam strukur itu dapat mengancam kedudukan seorang. Sering pula organisasi itu mempunyai hierarki yang ketat dan prosedur yang kuat untuk mengadakan perubahan perlu  diketahui dan dipertimbangankan keadaan yang ada.

f.       Kelambanan Perubahan Dalam Pendidikan
Menurut Hulman Sihombing (2019:13) terdapat beberapa penyebab kelambanan perubahan dalam dunia pendidikan. Pertama, pendidikan, termasuk kurikulum belum cukup mempunyai dasar ilmiah. Kedua, pendidikan termasuk kurikulum, tidak mempunyai petugas khusus yang bersedia memberi bantuan kapan saja diperlukan, ketiga, ada penghargaan khusus bagi guru atau siapa saja  yang mengadakan perbaikan, yang membedakannya dengan guru lain yang tidak melakukan perubahan apa-apa kecuali sekedar mengikuti tradisi atau kebiasaan. Keempat¸kebanyakan guru mempertahankan cara-cara lama yang telah teruji dan telah  dikenalnya  dengan baik dan dijalankan secara rutin. Kelima, kurikulum yang uniform atau seragam menghambat ruang gerak guru untuk mengadakan perubahan dan menimbulkan kesan, seakan-akan setiap  penyimpangan dari apa yang telah ditentukan dalam pedoman kurikulum dianggap sebagai pelanggaran

3.      Isi pengembangan Kurikulum
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam kaitnya dengan isi dalam pengembangan kurikulum
a.       Isi kurikulum didefenisikan sebagai bahan atau materi belajar dan mengajar bahan ini tidak hanya berisakan informasi factual tetapi juga mencakup pengetahuan, keterampilan, konsep, sikap dan nilai.
b.      Dalam proses mengajar ada dua elemen kurikulum yang berinteraksi secara konstan yakni isi dan metode. Isi menjadi signitofkan jika di transmisikan ke pembelajaran dalam beberapa hal dan jalan, dan itulah disebut dengan metode atau pengalaman belajar mengajar. Metode yang efektif tetapi tidak disertai kemahiran meramu dan menyajikan isiakan menghasilkan manfaat optimal dalam proses belajar.

Kesimpulan : kurikulum dan pembelajaran adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi yang tersusun secara sistematik untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam lembaga pendidikan. Salah satu penentu keberhasilan pendidikan terdapat pada kurikulum, dan bagus tidaknya kurikulum tergantung kepada perumus kurikulum sendiri. Kurikulum diharapkan dapat menjadi sarana terciptanya cita-cita atau tujuan pendidikan nasional, berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demonkrasi serta bertanggung jawab “Menggambarkan kurikulum sebagai serangkaian pengalaman yang dipandu dan berarti yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang spesifik, yaitu instrument dasar dalam proses pendidikan.


Rangkuman Pengembangan Materi Pembelajaran


Rangkuman Pengembangan Materi Pembelajaran
1.      Pengertian Materi atau Bahan Ajar Pembelajaran
Adalah suatu yang disajikan guru untuk di olah dan dipahami oleh siswa dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan instruksional yang telah di tetapkan. Materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan pembelajaran.
2.      Sumber dan bahan ajar
Sumber belajar yang di tetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam bentuk media yang dapat membantu siswa dalam belajar wujudkan kurikulum, bentuk yang tidak terbatas, berupa cetakan, video, forman perangkat lunak. Sumber materi pelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran dapat dikategorikan sebagai berikut:
a.      Tempat atau lingkungan, sumber pelajaran yang sangat kaya sesuai dengan tuntunan kurikulum. Ada 2 bentuk lingkungn belajar yakni ;
Pertama, lingkungan atau tempat yang sengaja didesain untuk belajar siswa seperti laboratorium, perpustakaan, ruang internet dan lain sebagainya.
Kedua, lingkungan yang tidak didesain untuk proses pembelajaran akan tetapi keberadaannya dapat dimanfaatkan, misalnya halaman sekolah, taman sekolah, kantin, kamar mandi, dan lain sebagainya.
b.      Orang atau narasumber
c.       Objek, merupakan sumber informasi yang akan membawa siswa pada pemahaman yang lebih sempurna tentang sesuatu.
d.      Bahan cetak dan noncetak, bahan cetak adalah berbagai informasi sebagai materi pelajaran yang disimpan dalam berbagai bentuk tercetak seperti buku, majalah, koran dan lain sebagainya. Sedangkan bahan belajar noncetak adalah informasi sebagai materi pelajaran yang disimpan dalam berbagai bentuk alat komunikasi elektronik yang biasanya berfungsi sebagai media pembelajaran misalnya dalam bentuk kaset, video, computer, CD. Terdapat tiga jenis bahan cetak dan noncetak yang dapat dijadikan sumber pelajaran. Pertama, bahan-bahan yang dapat dijadikansumber belajar utama untuk setiap individu. Kedua, cetak yang disusun sebagai bahan penunjang, dan dirancang bukan sebagai bahan pelajaran individual. Ketiga, bahan yang tidak dirancang khusus untuk pembelajaran, tetapi dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan dan wawasan siswa dalam mempelajari sesuatu.

3.      Kriteria pemilihan materi pembelajaran
a.       Kriteria tujuan instruksional.
b.      Materi pelajaran supaya terjabar
c.       Relevan dengan kebutuhan siswa
d.      Kesesuaian dengan kondisi masyarakat
e.       Materi pelajaran mengandung segi-segi etik
f.       Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematis dan logis
g.      Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat
h.      Terorganisasi Secara kesinambungan dan sistematis

4.      Identifikasi satuan pembahasan
Sebagai landasan bagi penyusunan satuan pelajaran, artinya pelajaran didasarkan atas satuan waktu melainkan lebih didasarkan adanya satuan konsep atau pengertian atau masalah tercermin dalam satu atau beberapa pokok bahasan.

5.      Pengemasan materi pembelajaran
a.       Prinsip pengemasan, beberapa pertimbangan teknis dalam mengemas isi atau materi pelajaran menjadi bahan belajar diantaranya adalah:
1.      Kesesuai dengan tujuan yang harus dicapai
2.      Kesederhanaan
3.      Unsur-unsur desain pesan
4.      Pengorganisasian bahan
b.      Bentuk-bentuk pengemasan
1.      Materi pelajaran terprogram
2.      Pengemasan materi pelajaran melalui modul
3.      Pengemasan materi pelajaran kompilasi




Daftar Pustaka
Majid Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.
Ibrahim R&S, Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.
Sanjaya Wina, Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008.

Rabu, 11 Maret 2020

Rangkuman Kurikulum Pendidikan Agama Kristen (KurPAK)




10 Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli
1.      Menurut Inlow
Kurikulum adalah usaha menyuluruh di rancang khusus oleh sekolah dalam membimbing murid memperoleh hasil dari pelajaran yang telah ditentukan.

2.      Menurut Hilda Taba
Kurikulum ialah sesuatu yang direncanakan untuk di pelajari oleh siswa yang memuat rencana untuk peserta didik.

3.      Menurut UU No 20 Tahun 2003
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

4.      Menurut Harsono
Kurikulum adalah suatu gagasan pendidikan yang di ekspresikan melalui Pratik.

5.      Menurut Schiro
Kurilum adalah sebagai proses pengembangan anak didik yang diharapkan terjadi dan digunakan dalam perencanaanya.

6.      Menurut Robert Gagne
Kurikulum adalah suatu rangkaian unit materi belajar yang disusun sedemikian rupa, sehingga anak didik dapat mempelajari berdasarkan kemampuan awal yang di miliki atau dikuasi sebelumnya.

7.      Menurut Beauchamp
Kurikulum adalah dokumen yang tertulis yang kandungan nya berisi mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik dengan melalui berbagai mata pelajaran, pilihan displin ilmu rumusan masalah didalam kehidupan sehari-hari.

8.      Menurut Crow and crow
Kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sitematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.

9.      Menurut Neagley and Evans
Kurikulum adalah semua pengalaman yang telah dirancang oleh pihak sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.

10.  Menurut Prof. Dr Henry Guntur Tarigan
Kurikulum adalah suatu formalisasi pedagogis yang termasuk paling utama dan terpenting dalam konteks proses belajar mengajar.

10 Pengertian Pendidikan Agama Kristen Menurut Para Ahli

1.      Menurut Marthin Luther
PAK adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaatuntuk belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa.

2.      John Calvin
PAK adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua putra-putri gereja.

3.      Agustinus
PAK adalah pendidikan yang bertujuan mengajar orang supaya melihat Allah dan hidup bahagia.

4.      Herorimus
PAK adalah pendidikan yang tujuannya mendidik jiwa sehingga menjadi bait Tuhan.

5.      C.L.J Sherril
PAK adalah pendidikan yang bertujuan memperkenalkan alkitab kepada pelajar, sehingga mereka siap menjumpai dan menjawab Allah.

6.      C. Graedorf
PAK adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, berpusat pasa Kristusdan bergantung pada Roh Kudus, yang membimbing setiap pribadi pada semua tingkat pertumbuhan melalui pengajaran masa kini kea rah pengenalan dan pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan, dan melrngkapi mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusatpada Kristus sang Guru Agung dan perintah yang mendewasakan pada murid.

7.      Dewan Nasional Gereja-gereja Kristus di USA
PAK adalah proses pengajaran agar pelajar yang semakin bertumbuh di tolong menafsirkan dan mempertimbangkan kehidupan sehari-hari.

8.      Sidang Raya Gereja Presbytertan USA
PAK adalah pendidikan yang bertujuan mengajar jemaat untuk menjadi murid Yesus Kristus.

9.      E.G. Homrighausen
Mengemukan bahwa tujuan PAK adalah pelajar muda dan tua, agar memasuki persekutuan yang hidup dengan oleh dan dalam dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tempat.

10.  Campbell Wyckoff
PAK adalah pendidikan yang menyadarkan setiaap orang akan Allah dan kasih-Nya dan Yesus Kristus, agar mereka mengetahui diri mereka yang sebenarnya keadaannya bertumbuh sebagai anak Allah dalam persekutuan Kristen memenuhi panggilan bersama sebagai murid Yesus didunia dan tetap percaya pada pengharapan Kristen.

Menurut saya Kurikulum PAK adalah suatu yang dirancang dalam proses belajar mengajar yang akan diajarkan kepada peserta didik yang berdasarkan Alkitabiah untuk mendidik supaya bertumbuh sebagai anak Allah dan menyadari segala perbuatannya untuk mendewasakan peserta didik dan untuk mencapai hasil yang baik atau yang sudah ditentukan.


Sejarah Kurikulum Indonesia
Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.

1.      Rencana Pelajaran 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang kurikulum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950.

2.      Rencana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau. Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
  
3.      Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

4.      Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

5.      Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan,

6.      Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil,

7.      Kurikulum 2004
Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa. Meski baru diujicobakan  di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.

8.      KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.

9.      Kurikulum 2013
Ini adalah kurikulum peralihan kekuasaan antara presiden SBY ke presiden jokowi, sehingga terjadi penundaan yang dilakukan oleh menteri Anis Baswedan. Beberapa pihak bingung padahal Anis juga ikut menjadi tim di era SBY kok setelah menjadi enteri malah di pending di beberapa tempat. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.

Perbedaan Kurikulum Indonesia dan Luar Negri

Kurikulum di Indonesia
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan dan saat ini sedang dalam proses pelaksanaan  oleh pemerintah, karena ini merupakan perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 yang akan dijalankan secara terbatas mulai Juli 2013 yaitu berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan. Pada kurikulum 2013, siswa diharapkan mampu berkomunikasi lebih aktif didalam kelas, contohnya dengan banyak bertanya kepada guru, berdiskusi, dan tampil didepan kelas untuk menyampaikan gagasan  atau ide mengenai pelajaran yang tengah berlangsung.

Kurikulum di Luar Negri, salah satunya di Jepang
Salah satu yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah kurikulum pendidikan di negara tersebut. Tak hanya di Indonesia yang gemar ganti kurikulum pendidikan, negara maju seperti Jepang pun kerap ganti kurikulum. Perubahan tersebut mau tidak mau membawa dampak perubahan permintaan kualifikasi dan kompetensi pendidik di Jepang. Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), sifat dan karakteristik kurikulum di Jepang hampir sama dengan kurikulum SD di Indonesia. Hanya yang membedakan adalah pada mata pelajaran kebiasaan hidup yang umumnya diajarkan di kelas 1 dan 2. Tujuan utama diajarkan mata pelajaran ini adalah untuk mengenalkan dan membiasakan anak-anak pada pola hidup mandiri. Dibandingkan kurikulum SD dan SMP, kurikulum SMA di Jepang paling sering berubah. Sifat khas kurikulum SMA adalah kompleksnya pelajaran yang diajarkan.. Karena seperti yang dikatakan sebelumya proses kurikulum di Jepang pun tidak lepas dari kata bongkar pasang, tapi dengan loyalitas para pengajar dan tingkat kedisiplinan pelajar akhirnya dapat menciptakan banyak SDM berkualitas.  

Jadi perbedaan nya adalah di Indonesia, siswa harus berperan aktif di ruangan dan melatih tampil di depan kelas untuk menyampaikan ide tentang pelajaran tersebut di tengah berlangsung nya pelajaran. Sedangkan di luar negeri salah satu nya Jepang, Kurikulum itu hampir sama dengan Indonesia, hanya saja yang membedakan mata pelajarannya, dan bahasa nya. Dan di Jepang membiasakan anak-anak hidup mandiri, para pengajar loyalitas dan kedisplinan pelajar.