PRINSIP
PENGEMBANGAN KURIKULUM
1.
Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum
Secara gramatikal, prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian.
Dari pengertian ini tersirat makna bahwa kata prinsip menunjuk pada suatu hal
yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan
mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi
dan kondisi yang serupa. Pengertian dan maka prinsip ini menunjukkan bahwa
prinsip itu memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan
keberadaan sesuatu. Melalui pemahaman suatu prinsip, orang bisa menjadikan
sesuatu itu lebih efektif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan hakikat yang
dikandung oleh sesuatu, baik dalam dimensi proses maupun dimensi hasil, dan
bersifat memberikan rambu-rambu atau aturan main yang harus diikuti untuk
mencapai tujuan secara benar.
2.
Macam-macam Sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum
Sumber prinsip menunjukkan dari mana asal muasal lahirnya suatu prinsip.
Dari berbagai literasi atau literatur kurikulum, dapat dikemukakan empat sumber
prinsip pengembag kurikulum, yaitu: data empiris (epirical data),
dataeksperimen (experoment data), cerita/legenda yang hidup di
masyarakat (folklore of curriculum), dan akal sehat (common sense)
(Olivia, 1992:28). Data empiris merujuk pada pengalaman yang terdokumentasi dan
terbukti efektif, data eksperimen menunjuk pada temuan-temuan hasil penelitian.
Data hasil temuan penelitian merupakan data yang dipandang valid dan reliabel,
sehingga tingkat kebenarannya lebih meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam
pengembangan kurikulum.
3.
Macam-macam Prinsip yang di pakai dalam Pengembangan
Kurikulum
Terdapat banyak prinsip yang mungkin digunakan dalam pengembangan
kurikulum. Macam-macam prinsip ini bisa dibedakan dalam dua kategori, yaitu
prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam
setiap pengembangan kurikulum dimana pun. Disamping itu, prinsip pengembangan
kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya.
Prinsip khusus juga merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan
komponen-komponen kurikulum secara tersendiri. Misalnya, prinsip yang digunakan
dalam pmengembangkan komponen-komponen kurikulum lainnya. Prinsip pengembangan
antara satu komponen dengan komponen lainnya akan berbeda.
a.
Prinsip-prinsip Umum, yaitu relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, efisiensi, dan efektivitas. Prinsip-prinsip ini dikembangkan lebih
sempurna dan komprehensif dalam
pengembangan kurikulum yaitu:
·
Prinsip
Relevansi, artinya prinsip kesesuaian. Artinya dalam dunia
pendidikan adalah adanya kesesuaian antara hasil pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan yang ada di tengah masyarakat.
·
Prinsip
Kontinuitas, artinya kurikulum
dikembangkan secara berkesinambungan yang meliputi sinambung antara kelas
maupun sinambung antar jenjang pendidikan, baik secara vertikal maupun secara
horizontal.
·
Prinsip
Fleksibilitas, prinsip
fleksibilitas berarti suatu kurikulum harus lentur/tidak kaku. Adanya semacam
ruang gerak yang memberikan sedikit keluar kebebasan dalam bertindak, terutama
dalam hal pelaksanaannya.
·
Prinsip
Efisiensi, yakni mengusahakan
agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan
sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat, dan tepat sehingga hasilnya
memadai.
·
Prinsip
Efektivitas, yakni mengusahakan
agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang
mubazir.
b.
Prinsip-prinsip Khusus
·
Prinsip yang berkenan dengan tujuan pendidikan. Prinsip berkenaan dengan tujuan
pendidikan yang menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan.
Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau jangka panjang,
jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada
ketentuan dan kebijakan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditentukan dalam
dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan strategi pembangunan
termasuk didalamnya pendidikan.
·
Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan. Memilih isi pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum
perlu mempertimbangkan beberapa hal:
1)
Perlunya penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran
ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Semakin umur hasil belajar dirumuskan
semakin sulit menciptakan
pengalaman belajar.
2)
Isi bahan pelajaran harus meliputi segi
pengetahuan,
sikap, dan
keterampilan.
3)
Bagian-bagian kurikulum harus disusun
secara berurutan yang logis dan sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan diberikan secara
simultan dalam urutan situasi belajar. Untuk
hal tersebut diperlukan buku pedoman guru yang memberikan penjelasan tentang
organisasi bahan dan alat pengajaran secara mendetail.
Kesimpulan : Prinsip-prinsip
pengembangan menunjukkan pada suatu pengertian tentang berbagai hal yang harus
dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hak yang terkait dengan kurikulum (curriculum
planning). Prinsip-prinsip tersebut menggambarkan ciri-ciri hakikat
kurikulum itu sendiri. Macam-macam prinsip ini bisa dibedakan dalam dua
kategori, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya
digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum dimana pun (Prinsip
Relevansi, Prinsip Kontinuitas, Prinsip Fleksibilitas, Prinsip
Efisiensi, Prinsip Efektivitas). Prinsip khusus juga merujuk pada
prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum
secara tersendiri (Prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan, Prinsip berkenaan
dengan pemilihan isi pendidikan).
Implikasi : Pengembangan kurikulum
hendaknya memberikan pengalaman yang serasi dengan kebutuhan penyesuaian diri
dan pengembangan kepribadian yang terintegrasi. Pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum hendaknya terdiri atas unit-unit yang luas dan menyeluruh yang melibatkan
siswa aktif dan memadukan pola pengalaman yang bermakna dan memiliki tujuan.
Sekolah adalah suatu institusi sosial yang dirikan dan diperuntukkan bagi
kepentingan masyarakat. Oleh karena itu pengembangan kurikulum harus berasaskan
atau berlandaskan filosofis, psikologi, sosiologis, organisatoris, dan
religius. Mengusahakan agar seluruh kegiatan kurikuler terarah untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah dirumuskan sebelumnya. Mengusahakan pengembangan
kurikulum sedemikian rupa sehingga tamatan pendidikan dengan kurikulum itu
dapat memenuhi jenis dan mutu tenaga kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Mengusahakan agar kegiatan kurikuler mendayagunakan waktu, tenaga, biaya dan
sumber-sumber lain secara cermat dan tepat sehingga hasil kegiatan kurikuler
itu memadai, memenuhi harapan.mengusahakan agar kegiatan kurikuler bersifat
membuahkan hasil (mencapai tujuan pendidikan) tanpa kegiatan yang mubazir.
DAFTAR
PUSTAKA
Alhamuddin.
2019. Politik Kebijakan Pengembangan
Kurikulum Di Indinesia Sejak Jaman Kemerdekaan Dan Hingga Reformasi (1947-2013).
Jakarta: Pernadamedia Group
Majir,
Abdul. 2017. Dasar Pengembangan Kurikulum.Yogyakarta:
Deepublish (Group Penerbit Cv Budi Utama)
Kusumawati,
Naniek. 2017. Pengembangan Kurikulum Di
Sekolah Dasar. Solo :Cv. Ae Media Grafika
Lismina.
2018. Pengembangan kurikulum disekolah
dan perguruan tinggi. Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia