Rabu, 01 April 2020

Rangkuman Etika dan Implementasi Bagi Guru Profesional

Nama                          : Schara Charity Pasaribu
NIM                            : 18.04.11.7192
Jur/ Sem/ Grup         : PAK/ IV/ F
Mata Kuliah             : Pengembangan Kurikulum PAK 
Dosen M.Kuliah        : Andrianus Nababan, M.Pd

ETIKA DAN IMPLEMENTASI BAGI  GURU PROFESIONAL

1. Etika, Etiket, Norma dan Akhlak

Hubungan antara filsafat dan etika. Seperti diketahui bahwa filsafat adalah sejumlah keyakinan, sikap, cita-cita, aspirasi dun ujuan, nilai, norma, aturan, dan prinsip etis. Filsalat juga mencari kebenaran, suatu persoalan nilai-nilai dan pertimbangan nilai untuk melakukan hubungan kemanusiaan secara benar dan beragam pengetahuan apa yang buruk atau baik untuk menentukan bagaimana seorang mesti memilih atau bertindak dalam kehidupannya.
"Moral"merupakan wacana normatif dan imperatif yang diungkapkan dalam konteks baik/buruk, benar/salah yang dipanda sebagai nilai mutlak atau transenden. Isinya berupa kewajiban-kewajiban Konsep "moral" merujuk kepada semua aturan dan norma yang berlaku yang diterima oleh masyarakat tertentu sebagai pegangan dalam bertindak dan diungkapkan dalam konteks baik dan buruk, benar dan salah.
Etika dilihat sebagai suatu refleksi filosofis tentang moral. Etika merupakan wacana normatif (tidak selalu harus berupa perintah yang mewajibkan, karena dapat pula kemungkinan bertindak) yang membicarakan tentang baik dan buruk. Etika lebih dilihat sebagai seni hidup yang mengarahkan ke kebahagiaan dan kebijaksanaan.

 2. MENINGKATKAN PROFESIONALGURU.

a.      Guru sebagai Jabatan Profesional. Untuk meningkatkan profesional guru  upaya pertama yang harus dilakukan adalah menyakinkan kepada setiap orang khusunya pada setiap guru bahwa guru adalah pekerjaan profesional  dalam rangka pencapaian standar proses pendidikan.

b.      Mengajar sebagai pekerjaan Profesional
Ciri dan karakteristiK
1.      Mengajar bukanlah hanya menyampaikan materi pelajaran saja, diperlukan latar belakang yang sesuai  yaitu latar belakang pendidikan keguruan.
2.      Tugas seorang guru yang memiliki keahlian yang jelas  adalah mengantarkan siswa kearah tujuan yang diinginkan.
3.      Guru bukan hanya tahu tentang what to teach, akan tetapi juga paham tentang how to teach.
4.      Semakin tinggi derajat keprofesionalan seseorang, maka semakin tinggi pula penghargaan yang diberikan masyarakat.
5.      Pekerjaan guru bukanlah pekerjaan yang statis tetapi pekerjaan yang dinamis yang selamanya harus sesuai dan menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c.       Kompetensi Profesional Guru

1.      Kompetensi Pribadi. Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu, guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan  kepribadian, diantaranya pengalaman ajaran agama, menghargai antar umat beragama, berprilaku sesuai dengan norma, mengembangkan sifat-sifat terpuji, dan bersifat demokratis.

2.      Kompentensi Profesional. Kompetensi ini meliputi  kemampuan menguasai landasan pendidikan, memahami psikologi pendidikan, menguasai materi pelajaran, mampu mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran, terampil merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, mampu melaksanakan evaluasi pembelajaran, mampu menyusun program pembelajaran, mampu melaksanakan unsur-unsur penunjang, dan mampu melaksanakan penelitian.


3.      Kompetensi Sosial Kemasyarakatan. Kompetensi yang berhubungan dengan social kemasyarakatan adalah  mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan sejawat, mampu untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan dan mampu untuk menjalin kerjasama.


Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 kompetensi guru mencakup :
                                                      
1.      Kompetensi pedagogik, meliputi pemahaman wawasan pendidikan, dan  peserta didik, kemampuan mengembangkan kurikulum, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pemanfaatan teknologi,  melaksanakan evalusi  belajar dan pengembangan peserta didik.
2.      Kompetensi kepribadian,  mencakup kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan, objektif, dan  mengembangkan diri,
3.      Kompeten sisosial, meliputi mampu berkomunikasi lisan dan atau tulisan isyarat, menggunakan teknologi informasi secara fungsional, bergaul secara efektif ,dan bergaul secara santun

1.      Guru sebagi Sumber Belajar
2.      Guru sebagi Fasilitator
3.      Guru sebagai Pengelola
4.      Guru sebagai demonstrator
5.      Guru sebagai pembimbing
6.      Guru sebagai Motivator
7.      Guru sebagai Evaluator

Kesimpulan : Secara etimologi (kebahasaan), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos. Dalam bentuk tunggal, ethos bermakna tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, dan cara berpikir. Dalam bentuk jamak, ta etha berarti adat kebiasaan. Dalam istilah filsafat, etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Etika dibedakan dalam tiga pengertian utama, yakni: ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkembang dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat." Menjadi guru professional seorang guru dapat mengimplementasikan dirinya dalam berbagai peran seperti guru sebagai sumber, fasilitator, pengelola, demostator, pembimbing, motivator & evaluator.

Implikasi : Seperti pembahasan dalam makalah ini bahwa etika sangat diperlukan dalam proses pembelajaran baik itu kepada guru (pembimbing) atau murid (dibimbing) karena jika etika tersebut terlaksana dengan baik maka, proses pembelajaran pun akan berjalan dengan efektif dan juga efesien. Dan sebagai guru yang profesional mampu untuk melakukan perannya sebagai guru yang menjadi sumber  dalam pembelajaran, menjadi fasilitator, pengelola, demonstator, pembimbing, motivator & evaluator. Dengan dilakukannya hal tersebut maka seorang anak murid atau siswa yang dibimbing dengan baik akan mempunyai minat dalam pembelajaran dan seorang guru juga akan mudah mengetahui sudah sejauh mana kemampuan dari anak yang dibimbing.


DAFTAR PUSTAKA

H Abdullah  & Safarina HD. (2015) Etika Pendidikan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat. Depok: PT Rajagrafindo persada.

Sanjaya, Wina. (2006).  Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar